Saudariku Muslimah … . Hindarilah sebab-sebab ini semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari neraka. Amin.
1. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
menjelaskan hal ini pada sabda beliau di atas tadi. Kekufuran model ini
terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni
seorang istri yagn mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian
waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan
kehendak sang istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh
hujan sehari.
Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)
Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)
Hadits di atas adalah peringatan keras
bagi para wanita Mukminah yang menginginkan ridha Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan Surga-Nya. Maka tidak sepantasnya bagi wanita yang
mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan
nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan
hal-hal sepele yang tidak pantas untuk dibesar-besarkan.
Jika demikian keadaannya maka sungguh
sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta
kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak
kekal di dalamnya.
Cukup kiranya istri-istri Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan
bagi istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang
diberikan suaminya kepadanya.
2. Durhaka Terhadap Suami
Kedurhakaan yang dilakukan seorang istri
terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang
sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Tiga bentuk
kedurhakaan itu adalah :
1. Durhaka dengan ucapan.
2. Durhaka dengan perbuatan.
3. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.
1. Durhaka dengan ucapan.
2. Durhaka dengan perbuatan.
3. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.
Bentuk pertama ialah seorang istri yang
biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi
panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak
segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan
wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi
suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering dilakukan seorang istri ketika
ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap
sikap ini.
Termasuk bentuk kedurhakaan ini ialah
apabila seorang istri membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai
kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang diperbolehkan
syar’i. Atau ia menuduh suaminya dengan tuduhan-tuduhan dengan maksud
untuk menjelekkannya dan merusak kehormatannya sehingga nama suaminya
jelek di mata orang lain. Bentuk serupa adalah apabila seorang istri
meminta di thalaq atau di khulu’ (dicerai) tanpa sebab syar’i. Atau ia
mengaku-aku telah dianiaya atau didhalimi suaminya atau yang semisal
dengan itu.
Permintaan cerai biasanya diawali dengan
pertengkaran antara suami dan istri karena ketidakpuasan sang istri
terhadap kebaikan dan usaha sang suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi
bila hal itu dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan
syari’at-syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah-sunnah Rasul-Nya
Shalallahu ‘alaihi wassalam. Sungguh jelek apa yang dilakukan istri
seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah sabda Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassalam :“Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya
tanpa sebab (yang syar’i, pent.) maka haram baginya wangi Surga.” (HR.
Abu Daud dan At Tirmidzi serta selain keduanya. Lihat Al Insyirah fi
Adabin Nikah halaman 85)
Bentuk kedurhakaan kedua yang dilakukan
para istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu ketika seorang istri tidak
mau melayani kebutuhan seksual suaminya atau bermuka masam ketika
melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium
atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya dan yang semisal
dengan itu.
Termasuk dari bentuk ini ialah apabila
seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk
mengunjungi kedua orang tuanya. Yang demikian seakan-akan seorang istri
lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar’i. Demikian pula jika sang
istri enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya,
mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang
seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan
pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut
penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang semisal dengan
itu.
Bentuk lain adalah apabila seorang istri
tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal
suaminya menginginkan hal itu, melakukan puasa sunnah tanpa izin
suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti shalat, mandi janabat, atau
puasa Ramadlan.
Maka setiap istri yang melakukan
perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah istri yang durhaka terhadap
suami dan bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika kedua bentuk kedurhakaan ini
dilakukan sekaligus oleh seorang istri maka ia dikatakan sebagai istri
yang durhaka dengan ucapan dan perbuatannya. (Dinukil dari kitab An
Nusyuz karya Dr. Shaleh bin Ghanim As Sadlan halaman 23-25 dengan
beberapa tambahan)
Sungguh merugi wanita yang melakukan
kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada jalan ke
Surga karena memang biasanya wanita yang melakukan
kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan
dunia yang menipu.
Ketahuilah wahai saudariku Muslimah,
jalan menuju Surga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah,
melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk dilalui
oleh manusia kecuali orang-orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah.
Tetapi ingatlah di ujung jalan ini ada Surga yang Allah sediakan untuk
hamba-hamba-Nya yang sabar menempuhnya.
Ketahuilah pula bahwa jalan menuju
neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang
setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi ingat dan sadarlah
bahwa neraka menanti orang-orang yang menjalani jalan ini dan tidak mau
berpaling darinya semasa ia hidup di dunia.
Hanya wanita yang bijaksanalah yang mau
bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada suaminya dari
kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha
mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya. Ia mengerti
nasib di akhirat dan bukan kesengsaraan di dunia yang ia takuti dan
tangisi.
3. Tabarruj
Yang dimaksud dengan tabarruj ialah
seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya
serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang
dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman 120)
Hal ini kita dapati pada sabda
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang wanita-wanita yang
berpakaian tapi hakikatnya telanjang dikarenakan minimnya pakaian mereka
dan tipisnya bahan kain yang dipakainya. Yang demikian ini sesuai
dengan komentar Ibnul ‘Abdil Barr rahimahullah ketika menjelaskan sabda
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tersebut.
Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 )
Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 )
Mereka adalah wanita-wanita yang hobi
menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
melarang hal ini dalam firman-Nya : “Dan janganlah mereka menampakkan
perhiasan-perhiasan mereka.” (An Nur : 31)
Imam Adz Dzahabi rahimahullah menyatakan
di dalam kitab Al Kabair halaman 131 : “Termasuk dari
perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan
hiasan emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup muka/kerudung)
mereka, memakai minyak wangi dengan misik dan yang semisalnya jika
mereka keluar rumah … .”
Dengan perbuatan seperti ini berarti
mereka secara tidak langsung menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena
pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang
dapat menggoyahkan keimanan yang kokoh sekalipun. Terlebih bagi iman
yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri menyatakan di dalam
hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan
atas kaum pria adalah fitnahnya wanita.
Sejarah sudah berbicara bahwa betapa
banyak tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu wanita.
Dan berapa banyak persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus hanya dikarenakan wanita. Berapa banyak seorang anak tega dan menelantarkan ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak mendapatkan wanginya Surga.
Dan berapa banyak persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus hanya dikarenakan wanita. Berapa banyak seorang anak tega dan menelantarkan ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak mendapatkan wanginya Surga.
Hanya dengan ucapan dan rayuan seorang
wanita mampu menjerumuskan kaum pria ke dalam lembah dosa dan hina
terlebih lagi jika mereka bersolek dan menampakkan di hadapan kaum pria.
Tidak mengherankan lagi jika di sana-sini terjadi pelecehan terhadap
kaum wanita, karena yang demikian adalah hasil perbuatan mereka sendiri.
Wahai saudariku Muslimah … . Hindarilah
tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islamy yang menyelamatkan
kalian dari dosa di dunia ini dan adzab di akhirat kelak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
:“Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian
bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.”
(Al Ahzab : 33)
Masih banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Tetapi kami hanya mencukupkan tiga sebab ini saja karena memang tiga model inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat negeri kita ini.
Masih banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Tetapi kami hanya mencukupkan tiga sebab ini saja karena memang tiga model inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat negeri kita ini.
Saudariku Muslimah … .
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari
adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan
perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran
untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau
menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian
beliau bersabda : “Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian
adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk
di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya,
iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab :
“Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR.
Bukhari)
Sumber ; https://www.alquran-sunnah.com
0 komentar:
Posting Komentar